Halaman

    Social Items

Sahabat pembaca independent news, belakangan ini banyak suara miring yang menyebut Kang Dedi Mulyadi (KDM) hanyalah “gubernur konten”. Namun sebuah video terbaru justru membuktikan hal sebaliknya. KDM tampil sebagai pemimpin visioner dengan program nyata yang langsung menyentuh kebutuhan rakyat.


Dalam rapat singkat bersama Kepala Bappeda Jawa Barat, KDM memaparkan penggunaan anggaran yang transparan dan terukur. Jalan provinsi menelan hampir Rp3 triliun, sementara bidang pendidikan mencapai Rp1,3 triliun dengan fokus beasiswa. Layanan kesehatan untuk masyarakat miskin, pembangunan rumah layak huni, hingga sambungan listrik gratis bagi keluarga tidak mampu menjadi bukti nyata kerja pemerintahannya.

Yang menarik perhatian publik adalah langkah KDM memberikan perlindungan asuransi kepada pekerja informal. Tukang ojek, sopir angkot, buruh angkut, petani, nelayan, hingga pembantu rumah tangga akan masuk dalam skema jaminan sosial. Tahap awal, data tiga juta pekerja dikumpulkan untuk didaftarkan, kemudian diperluas hingga menjangkau seluruh pekerja informal Jawa Barat. Program ini bahkan direncanakan berbagi tanggung jawab dengan pemerintah kabupaten/kota.

Kebijakan tersebut jelas menepis anggapan bahwa KDM hanya sibuk membuat konten. Justru, di balik kontennya, ada visi besar yang melindungi jutaan rakyat kecil. Transparansi anggaran yang ia lakukan di depan publik juga menjadi teladan, jarang ditemui pada pemimpin lain di Indonesia.

KDM menegaskan, akhlakul karimah dalam pemerintahan bukan sekadar jargon, melainkan pengelolaan anggaran yang benar dan bermanfaat. Anggaran harus hadir untuk rakyat: membuka akses pendidikan, layanan kesehatan, infrastruktur, air bersih, listrik, hingga transportasi. Jika dana hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, itu jelas bukan akhlakul karimah.

Perjalanan karier KDM pun panjang. Dari anggota DPRD, wakil bupati, bupati dua periode, DPR RI, hingga kini Gubernur Jawa Barat. Ia pernah kalah dalam kontestasi politik, namun bangkit dengan strategi baru. Pada Pilkada 2024, ia berhasil meraih suara mayoritas, mengalahkan nama-nama besar lain, membuktikan cintanya rakyat Jawa Barat yang mencapai 54 juta jiwa.

Melihat fakta-fakta ini, para penyinyir tentu akan malu sendiri. KDM tidak hanya berbicara, tetapi menghadirkan aksi nyata. Transparansi, kepedulian pada rakyat kecil, dan program perlindungan pekerja informal membuatnya pantas disebut sebagai role model pemimpin Indonesia masa depan.

Untuk lebih jelasnya berikut videonya :


Terimakasih
Wassalam

PARA PENYINYIR KDM PASTI MALU DENGAR DAN NONTON VIDEO INI

Sahabat pembaca independent news, belakangan ini banyak suara miring yang menyebut Kang Dedi Mulyadi (KDM) hanyalah “gubernur konten”. Namun sebuah video terbaru justru membuktikan hal sebaliknya. KDM tampil sebagai pemimpin visioner dengan program nyata yang langsung menyentuh kebutuhan rakyat.


Dalam rapat singkat bersama Kepala Bappeda Jawa Barat, KDM memaparkan penggunaan anggaran yang transparan dan terukur. Jalan provinsi menelan hampir Rp3 triliun, sementara bidang pendidikan mencapai Rp1,3 triliun dengan fokus beasiswa. Layanan kesehatan untuk masyarakat miskin, pembangunan rumah layak huni, hingga sambungan listrik gratis bagi keluarga tidak mampu menjadi bukti nyata kerja pemerintahannya.

Yang menarik perhatian publik adalah langkah KDM memberikan perlindungan asuransi kepada pekerja informal. Tukang ojek, sopir angkot, buruh angkut, petani, nelayan, hingga pembantu rumah tangga akan masuk dalam skema jaminan sosial. Tahap awal, data tiga juta pekerja dikumpulkan untuk didaftarkan, kemudian diperluas hingga menjangkau seluruh pekerja informal Jawa Barat. Program ini bahkan direncanakan berbagi tanggung jawab dengan pemerintah kabupaten/kota.

Kebijakan tersebut jelas menepis anggapan bahwa KDM hanya sibuk membuat konten. Justru, di balik kontennya, ada visi besar yang melindungi jutaan rakyat kecil. Transparansi anggaran yang ia lakukan di depan publik juga menjadi teladan, jarang ditemui pada pemimpin lain di Indonesia.

KDM menegaskan, akhlakul karimah dalam pemerintahan bukan sekadar jargon, melainkan pengelolaan anggaran yang benar dan bermanfaat. Anggaran harus hadir untuk rakyat: membuka akses pendidikan, layanan kesehatan, infrastruktur, air bersih, listrik, hingga transportasi. Jika dana hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, itu jelas bukan akhlakul karimah.

Perjalanan karier KDM pun panjang. Dari anggota DPRD, wakil bupati, bupati dua periode, DPR RI, hingga kini Gubernur Jawa Barat. Ia pernah kalah dalam kontestasi politik, namun bangkit dengan strategi baru. Pada Pilkada 2024, ia berhasil meraih suara mayoritas, mengalahkan nama-nama besar lain, membuktikan cintanya rakyat Jawa Barat yang mencapai 54 juta jiwa.

Melihat fakta-fakta ini, para penyinyir tentu akan malu sendiri. KDM tidak hanya berbicara, tetapi menghadirkan aksi nyata. Transparansi, kepedulian pada rakyat kecil, dan program perlindungan pekerja informal membuatnya pantas disebut sebagai role model pemimpin Indonesia masa depan.

Untuk lebih jelasnya berikut videonya :


Terimakasih
Wassalam